Proyek Penghasil Bahan Baku LPG Diperkuat, SKK Migas Soroti Potensi Produksi Nasional?

SKK Migas menegaskan komitmennya memperkuat produksi energi nasional melalui pengembangan sejumlah proyek penghasil bahan baku LPG. Proyek ini menjadi penting karena Indonesia masih bergantung pada impor LPG untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto menjelaskan bahwa beberapa lapangan gas tengah dikembangkan guna meningkatkan produksi domestik, terutama gas yang memiliki kandungan propana dan butana.

Dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR, Djoko menyampaikan bahwa Pengembangan lapangan gas di wilayah Offshore North West Java atau ONWJ sedang berjalan. Proyek tersebut ditargetkan mampu menghasilkan sekitar 170 ribu kilogram LPG per hari. Upaya serupa juga dilakukan di lapangan Jambi Merang yang dinilai memiliki potensi sejenis.

Proyek Penghasil Bahan Baku LPG dan Upaya Meningkatkan Produksi Nasional

Djoko menjelaskan bahwa penguatan proyek penghasil bahan baku LPG menjadi langkah strategis agar Indonesia tidak terus bergantung pada impor. Ia mendorong seluruh KKKS yang memiliki sumber gas C3 dan C4 agar memaksimalkan produksi supaya hasilnya dapat diolah menjadi LPG.

Menurutnya, kebutuhan LPG di Indonesia sangat tinggi sehingga peningkatan produksi domestik menjadi prioritas.

Sejumlah proyek telah menunjukkan kontribusi nyata. EMP Imbang Tata Alam memproduksi sekitar 4.600 kilogram per hari, Medco Rimau sebesar 4.000 kilogram per hari, serta beberapa KKKS kecil dengan total 34.300 kilogram per hari.

Dari sisi produksi Natural Gas Liquid yang juga dapat diolah menjadi LPG, PetroChina menghasilkan 15.300 barel per hari dan Saka Energi sekitar 780 barel per hari.

Selain itu, Pertamina Hulu Mahakam, Pertamina Hulu Kalimantan Timur, Pertamina Hulu Sanga Sanga, dan ENI melalui Badak LNG juga menghasilkan sekitar 3.800 barel per hari. Produksi dari Pertamina EP, Petrogas Papua, dan Jade Stone juga turut memperkuat pasokan nasional.

Djoko menyebutkan bahwa optimalisasi produksi kondensat dari DSLNG yang akan masuk proses hulu merupakan bagian dari strategi untuk meningkatkan volume keseluruhan. Dengan rangkaian proyek ini, total produksi migas, NGL, dan kondensat menunjukkan tren positif hingga November 2025.

Penguatan proyek penghasil bahan baku LPG menjadi langkah strategis bagi Indonesia. Upaya SKK Migas dan KKKS memperlihatkan prospek positif dalam meningkatkan produksi LPG domestik serta mendukung ketahanan energi. Demikian informasi seputar proyek penghasil bahan baku LPG. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di kepaladaerah.org.