Luhut Binsar: Papua Nugini Tertarik Belajar Hilirisasi dari Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa Papua Nugini menunjukkan minat dalam mempelajari konsep hilirisasi dari Indonesia dan berencana meniru program tersebut. Hal ini diungkapkan saat Papua Nugini bahkan mengirimkan tim khususnya ke Indonesia untuk memahami lebih dalam tentang pendekatan ini. Menurut Luhut, ini adalah langkah yang menggembirakan dan mengejutkan.

“Seperti Papua New Guinea, banyak sekali kerja sama yang kita lakukan, kita hilirisasi. Dia melihat kita tidak mau lagi ekspor bahan baku mentah, dia juga ingin mengikuti jejak ini. Dia mengirimkan timnya ke kita juga, itu adalah hal yang tidak pernah kita bayangkan,” ungkap Luhut Binsar dalam Road to AIS Forum 2023, yang disiarkan di YouTube FMB9ID_IKP pada Senin (25/9/2023).

Luhut Binsar juga mengungkapkan bahwa Afrika Selatan juga menunjukkan minat serupa dalam menerapkan konsep hilirisasi. Afrika Selatan menginginkan pergeseran dari ekspor bahan baku mentah menjadi pemrosesan di dalam negeri sebelum produk jadi diekspor.

“Dalam pidato Presiden Afrika Selatan, mereka mengatakan mereka tidak ingin lagi mengirimkan bahan baku mentah. Mereka ingin memprosesnya di dalam negeri. Mereka ingin mengekspor produk jadi, ini adalah hal yang membuat kita senang,” tambahnya.

Luhut Binsar berpendapat bahwa banyak negara kepulauan dan negara di Afrika merasa tidak nyaman dengan tekanan untuk terus mengirimkan produk mentah. Dia menganggap bahwa jika Indonesia mampu melakukannya, maka negara-negara lain juga mampu melakukannya.

“Indonesia sebenarnya bermain peran kepemimpinan di antara negara-negara kepulauan dan di Afrika. Karena mereka mungkin tidak nyaman dengan negara yang dulunya menjajah mereka atau memaksa mereka untuk terus mengirimkan bahan baku mentah. Sekarang kita memberi dorongan, kita katakan, ‘Lihat, kami bisa melakukannya. Apa bedanya antara kalian dengan kami?'” ujarnya.

Dalam konteks Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Aliansi Kepulauan Kecil (AIS) yang diadakan di Bali, Luhut menyatakan bahwa ini adalah kesempatan bagi Indonesia untuk berbagi pengetahuan dengan negara-negara kepulauan yang sedang berkembang. Indonesia juga bersedia memberikan bantuan finansial dengan jumlah yang signifikan kepada sejumlah negara yang membutuhkannya. “Mereka adalah negara-negara kecil dan tentu saja memerlukan bantuan. Indonesia saat ini memiliki posisi yang cukup kuat dan bisa memberikan bantuan dengan nilai jutaan dolar. Saatnya bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya di panggung internasional,” pungkas Luhut Binsar.