PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), dikenal sebagai ID Food, telah menerima pinjaman sebesar Rp1,5 triliun dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk mengelola Cadangan Pangan Pemerintah (CPP). Dalam upayanya memenuhi kebutuhan CPP yang mencapai Rp16 triliun per tahun, holding BUMN pangan ini masih membutuhkan tambahan dana sebesar Rp14,5 triliun. Artikel ini akan membahas bagaimana pinjaman ini membantu ID Food dalam menjalankan tugas penyimpanan dan distribusi pangan sesuai harga acuan pemerintah.
Isi:
- Pinjaman Himbara untuk Menyokong Cadangan Pangan Pemerintah
- ID Food memperoleh pinjaman sebesar Rp1,5 triliun dari Himbara dengan skema penjaminan dan subsidi bunga.
- Pinjaman tersebut akan membantu ID Food dalam mengelola Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
- Pentingnya Cadangan Pangan Pemerintah
- Kebutuhan untuk CPP mencapai Rp16 triliun per tahun, yang menjadi bagian penting dalam menjaga stabilitas harga pangan di Indonesia.
- CPP membantu mengatasi fluktuasi harga dan menjaga pasokan bahan pokok di negara ini.
- Pendanaan untuk Pangan Berharga Stabil
- Harga pembelian pemerintah (HPP) beberapa bahan pokok sering mengalami fluktuasi menjelang akhir tahun.
- Pinjaman Himbara dengan bunga rendah di bawah 3 persen membantu ID Food dalam penyimpanan dan distribusi pangan dengan harga acuan pemerintah.
4. Fokus pada 3 dari 9 Bahan Pokok
ID Food akan berfokus pada penyimpanan tiga bahan pokok, yaitu gula, minyak goreng, dan daging sapi.
Enam bahan pokok lainnya akan diikutsertakan dalam program penyimpanan CPP pada tahap berikutnya.
5. Kesehatan Keuangan ID Food
Sejak holdingisasi pada 2022, ID Food mengalami progres kesehatan keuangan yang positif.
Pendapatan perusahaan secara bertahap meningkat dari Rp14,4 triliun pada 2020 hingga proyeksi mencapai Rp17,2 triliun pada tahun ini.
6. Proyeksi Laba Bersih Positif
ID Food mengharapkan untuk pertama kali dalam lima tahun terakhir dapat mencapai laba bersih yang positif sekitar Rp182 miliar.
Kesimpulannya, ID Food mendapatkan pinjaman signifikan dari Himbara untuk mendukung Cadangan Pangan Pemerintah. Dengan pinjaman ini, mereka dapat memastikan penyimpanan dan distribusi pangan sesuai dengan harga acuan pemerintah. Dalam rangka menghadapi fluktuasi harga bahan pokok menjelang akhir tahun, pinjaman ini akan menjadi faktor penting dalam menjaga harga pangan yang stabil di Indonesia.