Bali menjadi salah satu tujuan investasi di Indonesia yang terus diminati, khususnya oleh investor asing. Bahkan, investasi di Bali oleh WNA makin meningkat.
Bank Indonesia telah mencatat bahwa investor asing yang menempatkan modalnya di Pulai Dewata pada semester I/2024 sudah mencapai US$710,2 juta. Bahkan, nominal tersebut telah mencapai 87% dari total FDI di 2023 yakni US$808,49 juta.
Tips Investasi di Bali
Besarnya minat investor terhadap Bali menandakan bahwa Bali punya potensi besar yang dapat dimanfaatkan oleh siapapun, termasuk investor dalam negeri. Bali saat ini menjadi provinsi favorit para investor untuk berinvestasi di sektor properti. Bagi masyarakat yang ingin mencari keuntungan dengan investasi properti di Bali, simak tipsnya berikut ini.
- Pahami Pasar Properti di Bali
Meski sangat potensial, pasar properti di Bali cukup unik dan dinamis. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, Anda perlu memahami tren pasar saat ini. Beberapa harus diketahui adalah area mana yang sedang berkembang, jenis properti apa yang paling diminati, dan bagaimana potensi pengembalian investasi di masa depan.
2. Pilih Lokasi yang Strategis
Lokasi adalah salah satu faktor paling penting dalam investasi properti. Di Bali, daerah seperti Seminyak, Canggu, dan Ubud dikenal sebagai hotspot investasi.
Akan tetapi daerah lain yang kurang dikenal seperti Bukit Peninsula dan Amed juga mulai menarik perhatian investor karena potensi pertumbuhan mereka. Penting untuk mempertimbangkan aksesibilitas, infrastruktur, dan rencana pengembangan pemerintah setempat saat memilih lokasi investasi.
3. Legalitas dan Regulasi
Untuk menempatkan modal di Bali, investor juga harus paham regulasi dan hukum yang berlaku di wilayah tersebut. Pahami benar-benar Hak Milik, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai. Untuk menghindari jeratan hukum, disarankan untuk berkonsultasi dengan pengacara, notaris, atau pihak lain yang mengerti hukum dan regulasi.
4. Diversifikasi Investasi
Seperti halnya dalam investasi lainnya, diversifikasi adalah kunci untuk memperkecil risiko kerugian. Alih-alih menempatkan semua modal Anda dalam satu properti, disarankan untuk mendiversifikasi investasi dengan berinvestasi di beberapa properti. Atau bisa juga dengan menempatkan modal di sektor lain seperti usaha pariwisata, restoran, atau vila sewa.
Diversifikasi ini akan membantu mengurangi risiko kerugian besar jika salah satu investasi tidak berjalan sesuai rencana.
5. Kenali Risikonya
Meski sangat menjanjikan, risiko investasi properti di Bali tak luput dari risiko. Beberapa risiko tersebut misalnya fluktuasi karena pasar properti bisa fluktuatif bahkan cukup signifikan. Harga properti bisa naik atau turun tergantung pada kondisi ekonomi global dan lokal.
Selain itu ada risiko perubahan regulasi atau adanya konflik hukum terkait kepemilikan tanah. Kondisi itu bisa jadi masalah besar bagi investor khususnya jika Anda tidak memiliki dukungan legal yang kuat.
Tidak hanya dari sisi investasi, namun dari strategi juga harus dipikirkan matang-matang. Salah satunya jika investor memilih mengajukan pinjaman lalu menggunakannya sebagai modal investasi. Hitung matang-matang pembayaran cicilan dan suku bunga, kemudian bandingkan dengan pendapatan pasti yang akan diterima setelah investasi dilakukan.
6. Jangan Mudah Tergiur
Investor yang matang selalu mengambil tindakan dengan banyak pertimbangan. Jangan mudah tergiur dengan keuntungan besar tanpa mengeluarkan modal besar pula. Biasanya penawaran semacam ini akan membawa seseorang kepada kebangkrutan.
Investasi di Bali tidak hanya di sektor proprerti, bisa di bidang wisata atau pendidikan. Disarankan untuk mengumpulkan banyak informasi terkait bidang yang akan diterjuni.