Nusa Tenggara Barat, untuk pertama kalinya dipimpin oleh seorang bupati perempuan. Hj. Indah Damayanti Putri, lahir di Dompu 1981 yang menjabat sebagai ketua DPD Golkar. Beliau dilantik bersama 6 Bupati yang semuanya Pria. Dilantik oleh Gubernur Muhammad Zainul Majdi di Hotel Lombok raya.
Bupati tahun 2016 ini bersaing dengan tiga pasangan lain. Beliau mendapatkan suara sebanyak 39,92 persen. Prosentase tersebut membuat Bupati Bima menjadi jabatan terbaru untuknya. Beliau berpasangan dengan Dahlan M Noer–pensiunan Kementerian Pendidikan Nasional.
Hj. Indah Damayanti Putri berharap dirinya dapat membawa perubahan untuk daerah. Itulah keinginan seorang kartini dari dompu. Keinginanya adalah memajukan kabupaten Bima, tentunya ini menjadi sikap yang mulia.
Beliau merupakan kartini, merupakan sosok perempuan yang mengangkat nama DOmpu sebagai tanah kelahiran beliau. Ini menjadi pertanggung jawaban yang sangat berat, pasalnya suami dari Hj. Indah Damayanti merupakan raja Bima.
Sebelumnya bupati terpilih ini mengalami banyak cobaan, diantaranya penuduhan tanggal lahir dan nama palsu. Ada kejanggalan yang terjadi diantaranya nama yang menggunakan DH dan nama yang tidak memakai H. Ini merupakaan cobaan yang dating untuk bupati baru periode 2014-2019.
Ada banyak hal yang susah diceritakan ketika kita berbicara politik. Tentang kebenaran, entahlah yang tahu hanya mereka yang menjadi pelaku, hanya saja imbasya begitu panjang.
Yang kami tehu beliau seorang isri mendiang raja bima. Ini sesuatu yang sudah pasti, dan tidak bisa dipungkiri lagi. Sepertinya ada banyak pihak yang kurang begitu suka dengan adanya beliau dilantik menjadi seorang bupati perempuan pertama.
Beliau juga pernah menyatakan bahwa beliau merupakan orang Bima asli.
“Saya lahir di Bima. Sudah puluhan tahun saya mendampingi suami saya. Yakni, sejak menikah hingga saat ini. Dan, sampai kapanpun saya akan menjadi orang Bima. KTP saya Bima, kok. Sekali lagi, Allah akan tetap berpihak pada hambanya yang didzolimi,”
Kutipan yang kami ambil dari sumber terpercaya. Ini merupakan salah satu tanggapan daripada seorang Indah dhamayanti tentang beredarnya kabar angina denga berbagai permasalahanya.